Foto Ilustasi |
Bandar Togel – Suaminya memang bejad masa istri yang disayang selama menemani dia
malaha dijadikan pemuas nafsu orang lain atau pelacur, aku juga tidak
pernah menyangka Mas Bambang akan menjual memekku, awal pertama kita
bertemu kita baik baik dan aku melihat mas Bambang tipe tanggung jawab.
Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak
laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Rizal. Perkawinan kami
mulus-mulus saja sampai Rizal muncul diantara kami. Tentu saja waktuku
banyak tersita untuk mendidik Rizal.
Mas Bambang berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang
produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak
pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah
tangga sebaik- baiknya.
Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Bambang pulang sore hari. Tetapi
belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.
Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia hanya
menjawab “Aku mencari penghasilan tambahan Rit”, jawabnya singkat.
Mas Bambang makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali
dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan,
rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai
gemar minum- minum arak.
Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia
memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa
oleh-oleh untuk aku dan Rizal anak kami. Setiap kali aku menyinggung
aktivitasnya, Mas Bambang berusaha menghindari.
“Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang
mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik
kamu juga begitu”, katanya. Aku baru bisa menerka-nerka apa
aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang
kupakai.
Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk
menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini.
Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku
memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu.
Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka.
Suatu sore saat Mas Bambang belum pulang, seorang temannya yang mengaku
bernama Bondan berkunjung ke rumah. Kedatangan Bondan inilah yang memicu
perubahan dalam rumah tanggaku.
Bondan datang untuk menagih utang- utang suamiku kepadanya. Jumlahnya
sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Bambang berjanji untuk melunasi
utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu
mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja.
Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum,
“Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak.” Aku
agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan
liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku.
“Bambang tidak pernah cerita kepada saya, kalau ia memiliki istri
yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah
hanya dipajang di rumah saja” ucap Bondan. Aku makin tidak enak hati
mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan
diri, karena Mas Bambang berutang uang kepadanya.
Dalam hati aku berdoa agar Mas Bambang cepat pulang ke rumah,
sehingga aku tidak perlu berlama-lama mengenalnya. Untung saja tak lama
kemudian Mas Bambang pulang. Kalau tidak pasti aku sudah muntah
mendengar kata-katanya itu.
Begitu melihat Bondan, Mas Bambang tampak lemas. Dia tahu pasti
Bondan akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di
ruang tamu, Mas Bambang kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin Mas
Bambang sudah bisa melunasi hutangnya.
Aku tidak dapat mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Bambang
menunduk dan sesekali terlihat berusaha menyabarkan temannya itu.
Setelah Bondan pulang, Mas Bambang memintaku menyiapkan makan malam.
Dia menikmati sajian makan malam tanpa banyak bicara, Aku juga
menanyakan apa saja yang dibicarakannya dengan Bondan. Aku menyadari Mas
Bambang sedang suntuk, jadi lebih baik aku menahan diri. Setelah
selesai makan
Mas Bambang langsung mandi dan masuk ke kamar tidur, aku menyusul
masuk kamar satu jam kemudian setelah berhasil menidurkan Rizal di
kamarnya. Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang,
Mas Bambang kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta
‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut.
Pelan-pelan Mas Bambang mulai melepaskan daster putih yang kukenakan,
setelah mencumbuiku sebentar, Mas Bambang mulai membuka bra tipis yang
kukenakan dan melepaskan celana dalamku. Setelah itu Mas Bambang sedikit
demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian
tubuhku, tidak ada yang terlewati.
Kemudian aku membantu Mas Bambang untuk melapaskan seluruh pakaian
yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Bambang
yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.
Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Bambang,
kumain- mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai
mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam
mulutku, batang penis Mas Bambang terutama kepala penisnya, mulai terasa
hangat dan mengeras.
Aku menyedot batang Mas Bambang dengan semampuku, kulihat Mas Bambang
begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang
kuberikan kepadanya. Mas Bambang kemudian membalas, dengan meremas-remas
kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B.
Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari
puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya,
terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah
dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan
menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat
mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.
Mas Bambang rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan
lidahnya Mas Bambang mulai turun dan mulai mengulum daging kecil
clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya
ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai
mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan
ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahankenikmatan yang kurasakan.
Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas
Bambang, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa
gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas
Bambang yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur,
seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.
Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas
menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan
kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik dan akhirnya
rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu,
mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakanvaginaku
mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.
Dan tidak lama kemudian Mas Bambang mencapai puncaknya juga, dia
dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air
maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku
membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan
kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya
perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.
“Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih
bergelayut manja di dekapan tubuhnya. “Rit, kamu memang istriku yang
baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu
membantu aku untuk mengatasinya”, katanya.
“Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Bambang
mengangguk- angguk mendengarkan ucapakanku. Kemudian ia melanjutkan,
“Kamu tahu maksud kedatangan Bondan tadi sore. Dia menagih utang, dan
aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku.
Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan
keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat”,
ucap Mas Bambang. “Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran.
“Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia
semalam saja”, ucap Mas Bambang dengan pelan dan tertahan. Aku bagai
disambar petir saat itu, aku tahu arti ‘menemani’ selama semalam. Itu
berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan
pada Mas Bambang. CERITA SEKS TERBARU
Mas Bambang mengerti keterkejutanku. “Aku sudah tidak tahu lagi
dengan apalagi aku harus membayar hutang- hutangku, dia sudah mengancam
akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa
membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih. Aku hanya terdiam
tak mampu mengomentari perkataannya itu.
Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuhku
kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan
lain oleh Mas Bambang. “Besok kamu ikut aku menemui Bondan”, ujarnya
lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga
aku membenci suamiku.
Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus
memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin
setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku. Sore hari setelah pulang
kerja, Mas Bambang menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami
berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Bambang
mengantarku ke sebuah hotel berbintang.
Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 malam. Selama
hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel. Ketika
pintu kamar di ketuk oleh Mas Bambang, beberapa saat kemudian pintu
kamar terbuka, dan kulihat Bondan menyambut kami dengan hangatnya,
Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada
Bondan, dan kemudian berpamitan.
Dengan lembut Bondan menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku
tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku
dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Bondan tidak seburuk
yang kubayangkan, memang matanya terkesan liar dan seakan mau melahap
seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang,
sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.
Bondan menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa.
Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak
ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne
dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian
disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang
kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat.
Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi
sambil menyodorkan minuman tersebut. Kuraih minuman tersebut, dan mulai
kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa
saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi
sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang
mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.
Bondan kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku
berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami
berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun
limbung.
Kemudian Bondan merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku
rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening
di kepalaku. Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir
pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku,
semakin lama denyut- denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di
bagian-bagian sensitifku. Aku merasakan tubuhku mulai terangsang,
meskipun Bondan belum menjamah tubuhku.
Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku,
napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras
dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang
menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah
pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku.
Tubuhku mulai menggeliat- geliat tak tahan merasakan rangsangan
seluruh tubuhku. Bondan rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi
kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan
rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa
bisa kuhalangi lagi.
Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi,
sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat
pakaian yang kukenakan lepas, Mata Bondan tak lepas memandangi belahan
payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat
keluar dari bra yang kukenakan.
Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Bondan kemudian menggumuliku
dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku,
tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku
yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Bondan tak mau
berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku,
menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku,
cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.
Melihat ini, tangan bondan yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di
celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat
yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku
terpejam nikmat saat tangan Bondan mulai memasuki celana dalamku dan
memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya
vaginaku.
Bondan memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa
merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-
serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang
tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas
karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan
dia melepaskan celana dalamku.
Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku. Bondan
tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat- geliat
melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang
disuguhkan di dalam minumanku.
Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku,
Bondan melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai
akhirnya bugil pula. Aku semakin bernafsu melihat batang penis Bondan
telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.
Dengan cepat Bondan kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama
dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan
remasan-remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan batang penis
Bondan dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh
titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku
menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan
menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya
bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.
Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Bondan
mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar,
aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat
itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya,
begitu juga dengan Bondan, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak
bisa dihindarinya.
Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Bondan tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang
dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme
berulang-ulang dalam waktu 10 detik..
Bondan rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia
hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya
dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan
muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan
sebagian berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur
kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.
Keesokan paginya, Bondan mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku
menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku
masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.
Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu
sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas
kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu
tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. CERITA DEWASA TERBARU
Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja
judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada
kami. Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang
menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang. Oh
sampai kapankah penderitaan ini akan berakhir.
=================================================================
## BANDAR TOGEL BONAFIT - AMAN - TERPERCAYA
Menydiakan 12 Pasaran Resmi setiap Harinya ... !
PROMOSI :
*Bonus New Member 5%
*Bonus Deposit Harian 3% Setiap Deposit
*Bonus Cashback 5%
*Hadiah 2D,3D,4D Terbalik Prize 1
DISKON :
2D - 29 % HADIAH X 70
3D - 59 % HADIAH X 400
4D - 66 % HADIAH X 3.000
Fitur Betting Terlengkap dengan BBFS sampai 7 Digit
Minimal Deposit Dan Withdraw Hanya 25 Ribu.
Tunggu Apa lagi ??
silahkan Hub Kami / Kunjungi Website Kami .. !!
CUST SERVICE : 24 JAM
- LIVE CHAT
- BBM : D8A525D1
- WhatsApp : +6281262997920
- Line : PLAYER4D
LINK PLAYER4D
VERSI PC :
VERSI WAP / HP :
Versi Mobile :
PLAYER4D |
0 komentar:
Posting Komentar